NAMA : F.Maharlika.PP NIM : 0510460021-46
Perbanyakan Metarhizium
Metarhizium anisopliae dapat berkembangbiak dengan cepat. serangga ini tampak tumbuh seperti roti karena tersirami hujan, serangga ini dapat berkembangbiak hanya dalam hitungan menit, dapat berhenti berkembangbiak pada waktu tertentu,dia dapat terbang dan juga dapat melakukan aktifitas yang lain.
Metarhizium jenis “F52” berkomposisi atau mempunyai unsur khusus yang dapat menjadi insektisida atau yang dapat berfungsi sebagai mikoinsektisida yang di produksi oleh jamur metharizium sebagai pengendali
Sekarang memasuki target pada organisme yang tinggal di tanah,
Mark A.jacson dari fihak peneliti pertanian mikrobiologis dan Stefan Jaronski ahli Entomologi dari ARS pada tahun 2004 menemukan cara yang di kembangkan dengan pasti melalui cara menempatkan jutaan mikroskerotia ke dalam tong yang kemudian di fermentasi, tong itu disebut “fermentors”.
Perbanyakan Jamur
Sebelum ditemukan dua spesies Metarhizium hanya tanaman yang terserang jamur seperti Sclerotinia dan sclerotiorum dilaporkan dimana saja dapat menghasilkan microsclerotia yang tidak hanya mennginfeksi serangga. “kita dapat menemukan Metarhizium tetapi kita dapat membuat badan sclerotial dengan kultur jaringan dengan menggunakan kondisi lingkungan yang memungkinkan,”
Biakan alami bentuk yang dipilih untuk membuat mycoinsecticides menjadi biakan konidia, atau spora, yang di berbentuk tabung tetapi dapat berpenetrasi pada jaringan atau kutikula serangga yang terserang. Pada jamur ini hanya dapat menginfeksi serangga,akan tetapi tidak pernah menyerang manusia, hewan atau hewan ternak.
“Kebanyakan konidia Metarhizium kecil menyerupai bom waktu yang kecil berbentuk bulat lonjong,” Jaronski menerangkan, dengan ARS’s Northern Plains Agricultural Research di Sidney
Pada standar pendekatan produksi,Metarhizium tumbuh dengan membutuhkan nutrisi yang disebut “solid substrat.” Jamur Metarhizium dapat memproduksi konidia lebih banyak, sehingga dapat dikoleksi atau dapat disimpan pada tempat kering, sehingga dapat membentuk granula yang dibuat dengan campuran jagung yang sudah digiling kemudian di adukan dan diberikan pada tanah. Tetapi penggunaan solid-substrate merupakan cara untuk memperpendek waktu penggunaan dan tujuannya untuk meminimalisirkan tenaga kerja,menurut Jackson. Microsclerotia menyerupai sekumpulan tumpukan karet yang mempunyai pigmen warna dan menyerupai kertas, tetapi Metarhizium juga dapat menyerupai bentuk jamur yang biasa.
Selebihnya, mereka mengolah konidia Metarhizium’s dengan bergantian sehingga dapat siap diproduksi untuk menginfeksi serangga dengan cara permukaan tanah ditaburi hingga tertutup rata. sedangkan penelitian yang lain granular dapat diproduksi dari udara yang kering, miselium regular (jamur berbentuk) atau miselium yang berbentuk seperti kapsul di dalam polimer.
Murah dan juga cepat
Di Sidney telah dipelajari penggunaan Metarhizium strain F52, konidia hanya dapat berkecambah 7-10 hari setelah diaplikasikan ke tanah. Microsclerotia dasar formulasi berkecambah hingga 4 hari dan dapat memproduksi spora dalam jumlah yang lebih banyak.
Jamur (Bahan peragihan atau fermentasi yang berisi sel jamur) perliter untuk 4 hari. Solid-Substrate Sistem, digunakan dengan perbandingan, mengambil konidia yang berumur 2 minggu agar dapat menghasilkan jumlah konidia dalam jumlah yang lebih banyak, waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan butir konidia halus. “Solid-Substrate Sistem tempat untuk memproduksi beberapa jamur, tetapi dalam penggunaanya tidak memerlukan ongkos yang mahal” menurut Jakson.
Microsclerotia dapat juga dirumuskan ke dalam butir halus dan ukuran lebih mudah dibanding perumusan dasar konidia. Pembuatan microsclerotia ini lebih kompatibel dengan petani’ penanam benih dan penggaplikasi pestisida. Pembuat Biopesticide didirikan untuk dapat dimanfaatkan juga “penggunaan microsclerotia diperlukan pengijinkan perusahaan yang membuat mycoinsecticides untuk memasuki pemasaran, dalam ukuran dan bentuk produk mereka,” menurut Jaronski. Microsclerotial Butir halus yang sudah siap memenuhi persyaratan untuk dipanen kemudian dijual,” ia menambahkan.
Sejak 2004, Jaronski berkerjasama dengan Dakota Utara Ilmuwan Universitas di Fargo untuk menguji corn-grit konidia butir halus F52 yang dapat mengendalikan jenis lalat Tetanops myopaeformis, adalah suatu
Fin, reviewnya mana? Udah tahu soal UAS Epi?
BalasHapus